Pages

Wednesday, May 11, 2016

SKK Kesehatan Ibu


I. PERANAN IBU SEBAGAI PEMELIHARA KESEHATAN KELUARGA Suatu keluarga umumnya   terdiri atas ayah, ibu dan anak. Ketiganya terikat dalam kehidupan bersama yang dilandasi kasih sayang. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran tertentu. Ayah berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk kehidupan keluarga itu. Ibu berperan sebagai pendamping ayah dan umumnya menjadi pengatur urusan rumah tangga atau urusan dalam keluarga itu. Anak berperan sebagai anggota muda dalam keluarga yang dengan lingkungan kasih kedua orang tuanya, harus menyiapkan diri menjadi orang yang berguna sebagai penerus dan pewaris kehidupan bangsa. Salah satu hal penting dalam kehidupan keluarga adalah kesehatan keluarga. Kesehatan menjamin kesanggupan manusia untuk bekerja. Karena itu kesehatan harus dipelihara sebaik baiknya. Pengaturan kehidupan rumah tangga, khususnya yang menyangkut kebersihan tempat tinggal, makanan keluarga serta ketertiban dan ketentraman hidup sangat mempengaruhi kesehatan keluarga. Dengan demikian, ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga memmpunyai peranan yang penting sebagai pemeliharaan kesehatan keluarga itu. Sebagai pemelihara kesehatan keluarga melalui pengaturan urusan rumah tangga seorang ibu harus lebih dulu memelihara kesehatan dirinya supaya sanggup bekerja mengatur kebersihan, makanan dan keteraturan hidup keluarga tersebut. Ibu harus mampu membagi waktu sedemikian rupa sehingga pekerjaan rumah tngga yang diaturnya tidak terlampau melelahkan dirinya dan mengancam kesehatannya. Andai kata ibu sakit, rumah tangga menjadi tidak terurus dan penyediaan makanan terganggu, sehingga setiap anggota keluarga wajib membantu memelihara kesehatan bersama dan membantu menjaga kesehatan diri dan kesehatan seluruh keluarga. Salah jenis bantuan yang dapat dilakukan adalah membantu ibu memelihara kebersihan rumah tangga menyiapkan makanan dan memelihara suasana kasih sayang dalam keluarga. 

II. PENTINGNYA KESEHATAN IBU Kesehatan Ibu biasanya harus lebih diperhatikan pada waktu ia hamil, melahirkan dan menyusui. Pada masa hamil dalam diri Ibu hidup sedikitnya 2 jiwa, yaitu ibu dan anak yang dikandungnya. Kalau anak yang di dikandungya kembar, sudah terdapat lebih dari 2 jiwa yang perlu mendapat perhatian kesehatan khusus. Ibu yang sehat akan melahirkan anak sehat dan menjadi pangkal bagi kebahagiaan keluarga. Adapun cara menjaga kesehatan ibu hamil antara lain: istirahat yang cukup, mandi pagi dan sore, menghindari rokok, alkohol dan narkoba. Jadi penting sekali pemeliharaan kesehatan ibu semasa hamil, melahirkan dan menyusui tersebut. Untuk ini, perlu dipahami tanda kehamilan dan gangguan kesehatan yang biasanya mengancam masa kehamilan, persalinan dan nifas. 

III. KAPAN SEBAIKNYA IBU HAMIL Kehamilan yang baik antara usia 20 – 35 tahun, karena ibu lebih siap hamil secara jasmani dan kejiwaan dengan jarak kehamilan 3-5 tahun. Tidak dianjurkan hamil di bawah usia 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya ibu mungkin mengalami persalinan lama/macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas dan tanggung jawab sebagai orang tua. Hamil di atas 35 tahun, kesehatan ibu sudah menurun. Akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih besar untuk mempunyai anak persalinan lama dan pendarahan yang dapat menyebabkan kematian ibu. 

IV. TANDA KEHAMILAN Seorang ibu akan hamil selama 9 bulan. Tanda-tanda kehamilan muda, yakni usia kehamilan sampai 3 bulan adalah tidak haid, payudara membesar, perut mulai membesar, pusing-pusing dan mual, kadang-kadang muntah. Tanda kehamilan tua, yakni pada usia kehamilan 6 bulan atau lebih, perut tambah jelas membesar, gerakan janin yang mulai terasa pada usia kehamilan 4-5 bulan akan semakin bertambah, teraba bagian janin di perut ibu, dan ketika melahirkan timbul mulas-mulas yang semakin bertambah dan diikuti dengan keluarnya air ketuban.
V. TANDA BAHAYA SELAMA KEHAMILAN Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda/gejala yang menunjukan ibu atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya dan harus segera mendapatkan pertolongan tenaga kesehatan. Tanda bahaya itu meliputi:
       1) ibu tidak mau makan dan minum dan muntah terus-menerus,
       2) berat badan ibu hamil tidak naik,
       3) bengkak pada tangan/kaki, pusing dan dapat diikuti kejang,
       4) perdarahan/keluar darah dari jalan lahir,
       5) gerakan janin berkurang atau tidak ada pada usia kehamilan tua,
       6) demam tinggi,
       7) kelainan letak janin di dalam rahim,
       8) ketuban pecah sebelum waktunya,
       9) penyakit ibu yang berpengaruh terhadap kehamilan.
       Kurang darah membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Untuk mencegah kurang darah, ibu hamil perlu memakan banyak sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan, serta meminum satu tablet penambah darah setiap hari, minimal selama 90 hari. Sakit kepala hebat serta bengkaknya tungkai bawah seringkali merupakan gejala keracunan kehamilan, yang pada tingkat lanjut disertai kejang-kejang yang dapat membahayakan jiwa ibu dan kandungannya
VI. MAKANAN IBU HAMIL Selama hamil, seorang ibu sehari-hari harus makan 1-2 piring lebih banyak makanan bergizi karena ia makan paling sedikit untuk 2 orang, yaitu diri ibu sendiri dan diri anak dalam kandungannya. Ibu perlu merawat payudara setiap hari, mengatur kegiatan sehari-hari dengan cukup istirahat, menghindari bekerja keras atau kelelahan dan memeriksakan kehamilan secara teratur sejak kehamilan muda. Makanan harus mengandung gizi, buah dan sayuran berwarna.
VII. PEMERIKSAAN KEHAMILAN Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mengetahui keadaan kehamilan ini, sehingga kelainan kehamilan yang ditemukan dapat segera diobati. Disamping itu, setiap kali diperiksa hamil, ibu akan mendapat tablet tambah darah untuk mencegah kurang darah, memperoleh suntikan imunisasi anti tetanus (TT atau Tetanus Texoid). Mendapat nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana, seperti tentang makanan sehat, kebersihan, kelainan kehamilan, kelainan persalinan dan sebagainya. Selama hamil ibu harus menghindari minum obat sembarangan, karena dapat berbahaya bagi kandungannya. Kehamilan ibu hendaknya diperiksa sedikitnya 1 kali waktu usia kehamilan kurang dari 3 bulan, 1 kali waktu usia kehamilan 3-6 bulan dan 2 kali waktu usia kehamilan 6-9 bulan.
VII. PERAWATAN PAYUDARA Untuk merawat payudara, setiap hari sebelum mandi, tangan diminyaki lalu dilakukan pengurutan dari pangkal payudara ke arah puting susu, kemudian puting susu ditarik-tarik keluar dan diputar-putar, dan diakhiri dengan gerakan memijat air susu keluar. Dengan perawatan ini, setelah melahirkan, air susu ibu akan banyak keluar, putingnya mudah dihisap dan tidak lecet, ibu dapat menyusui dengan aman.
VIII. PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN STIKER. Merupakan suatu kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peran aktif suami, keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan KB pasca persalinan, dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Program pemasangan stiker menjadi media utama dalam P4K, melalui stiker, pendataan dan pemantauan ibu hamil dapat dilakukan secara intensif oleh bidan bersama dengan suami, keluarga, kader masyarakat, forum peduli KIA serta pendeteksian dini kejadian komplikasi sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan dengan aman dan selamat serta bayi yang dilahirkan sehat. Beberapa hal yang diperoleh dari P4K dengan stiker:  Mengetahui perkiraan tanggal persalinan sesuai dengan stiker yang ditempelkan di rumah ibu hamil  Diskusi suami istri menentukan tempat dan penolong persalinan  Merencanakan biaya persalinan (Tabungan bersalin/Tabulin, Dana sosial ibu bersalin/Dasolin)  Menyiapkan kendaraan/transportasi  Menyiapkan calon donor darah  Menyiapkan peralatan persalinan Pramuka dapat mengajak/memberi penyuluhan kepada ibu hamil untuk datang ke Pelayanan kesehatan terdekat seperti: Polindes, Poskesdes, Posyandu, Puskesmas atau Rumah Sakit.
IX. IBU HAMIL YANG MEMERLUKAN PERHATIAN KHUSUS (FAKTOR RESIKO) Diantara ibu yang hamil, ada ibu tertentu yang karena keadaanya harus bersalin di puskesmas atau rumah sakit. Mereka adalah ibu hamil dengan:  Tinggi badan kurang dari 145 cm.  Menderita penyakit menahun seperti Tuberkulosis paru, penyakit jantung  Memiliki riwayat kehamilan/persalinan yang jelek  Memiliki anak lebih dari 4 orang  Sering mengalami gangguan kesehatan selama hamil Kepada mereka ini dianjurkan memeriksakan kehamilan secara teratur dan menyiapkan diri untuk persalinan di puskesmas atau di rumah sakit.
X. TENAGA PENOLONG PERSALINAN Pertolongan persalinan umumnya dapat diminta kepada tenaga kesehatan terampil sesuai standar yaitu:
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat Kesehatan (bila tidak ada dokter atau bidan)
XI. TEMPAT PERSALINAN Tempat persalinan adalah di fasilitas kesehatan antara lain:
1. Rumah bersalin atau rumah sakit
2. Puskesmas
3. Praktek bidang perorangan
4. Pondok bersalin di desa (Polindes)/Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
XII. PERSALINAN NORMAL Tanda dan urutan persalinan normal (tanpa kelainan) adalah sebagai berikut:  Mula – mula ke luar lendir berwarna semu merah dari jalan lahir  Mulas – mulas disebut his yang mengakibatkan pembukaan jalan lahir .  His dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut yang menjalar ke pinggang dan berulang secara teratur, makin lama makin kuat dan lama, sampai akhirnya kepala bayi tampak di dasar panggul.  Bayi siap keluar.  Pada saat bayi siap keluar, timbul rasa ingin mengejan seperti ingin buang air besar yang tidak dapat di tahan.  Bayi lahir kemudian dilakukan pemotongan dan perawatan tali pusat.
XIII. CARA MERAWAT TALI PUSAT ADALAH SEBAGAI BERIKUT:  Segera bayi lahir Penolong persalinan akan memotong dan mengikat ujungnya untuk mencegah pendarahan dan merawat tali pusat.  Selanjutnya ibu dapat mengganti kasa (pembalut) yang dibubuhi alkohol setiap hari. Jangan dibubuhkan apapun pada tali pusat kecuali alkohol. Bila tali pusat kotor, berbau dan bayi merasa kesakitan bila disentuh, cepatlah bawa ke puskesmas.
XIV. BAHAYA PERSALINAN Ada bahaya persalinan yang harus segera mendapatkan pertolongan dari tenaga kesehatan atau puskesmas, yaitu:  Persalinan lama, yaitu lebih dari 8 jam, tidak ada kemajuan.  Persalinan kering, akibat air ketuban telah keluar lama (36 jam).  Uri tertahan, tidak keluar lebih dari 30 menit  Bayi tidak keluar dalam 12 jam sejak terasa mulas  Pendarahan lewat jalan lahir  Air ketuban keruh dan bau  Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir  Ibu tidak kuat mengejan atau mengalami kejang  Ibu gelisah atau mengalami kesakitan yang hebat
XV. TANDA BAYI SEHAT Bayi telah lahir sehat menunjukkan tanda sebagai berikut:  Segera menangis kuat saat dilahirkan  Banyak bergerak  Pernafasan teratur  Warna kulit merah muda  Berat badanya 2,5 kg atau lebih Hal-hal yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan bayi baru lahir:  Beri ASI, jangan beri makan lain  Menjaga kehangatan bayi  Cegah infeksi tali pusat pada bayi baru lahir  Periksa kesehatan bayi baru lahir ke bidan sedikitnya 2 kali Adapun tanda-tanda bayi sakit berat antara lain:  Tidak mau menyusu  Kejang  Kaki dan tangan teraba dingin atau demam  Badan bayi kuning  Tali pusat basah dan bau  Gerakan kedua lengan dan kaki lemah
XVI. PERAWATAN IBU SEHABIS PERSALINAN Sehabis bersalin selesai di tolong, ibu beristirahat sebentar, bayi ditidurkan di samping ibunya. Beberapa waktu kemudian, ibu sudah boleh bergerak dan menyusui bayinya sejak ½ jam semenjak lahir. Selanjutnya ibu harus makan 1 – 2 piring setelah lebih banyak dari pada biasa dan jangan pantang makan. Susu kuning yang keluar pertama kali sehabis melahirkan mengandung banyak zat kekebalan. Susu kuning ini langsung diberikan pada bayi karena sangat baik untuk kesehatan. Hal-hal yang perlu dilakukan ibu nifas antara lain:  Segera dekap dan biarkan bayi menyusu dalam 1 jam pertama (IMD/Inisiasi Menyusu Dini)  Menyusui bayi sesering mungkin dan setiap kali bayi menginginkan  Tanyakan ke bidan/dokter cara meneteki secara eksklusif dan merawat bayi baru lahir Beberapa cara menjaga kesehatan ibu nifas antara lain:  Makan makanan bergizi  Istirahat yang cukup  Minum 1 tablet tambah darah setiap hari  Minum 2 kapsul Vitamin A dosis tinggi, pertama setelah melahirkan, kedua 24 jam setelah minum yang pertama Adapun tanda-tanda bahaya dan penyakit ibu nifas antara lain:  Pendarahan lewat jalan lahir  Demam lebih dari 2 hari  Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit  Bengkak di muka, tangan atau kaki, mungkin dengan sakit kepala dan kejangkejang.
XVII. MANFAAT MENYUSUI Adapun manfaat menyusui antara lain:  Mempercepat pengecilan kandungan, sehinnga ibu cepat pulih.  Banyak kesempatan untuk mencurahkan kasih sayang kepada anak.  Dapat mencegah timbulnya kanker payudara.  Ekonomis, tidak usah beli susu.  Praktis, tidak sulit menyiapkannya.  Bersih.  Dapat mencegah kehamilan.
XVIII. CARA MENYUSUI Cara menyusui yang sebaiknya adalah sebagai berikut :  Ibu menyusui makan untuk dirinya dan menghabiskan ASI.  Ibu perlu banyak minum agar ASI- nya cukup.  Ibu perlu banyak makan sayuran hijau tua, misalnya daun katuk, daun mengkudu untuk memperlancar ASI.
XIX. KELAINAN MASA NIFAS/MASA MENYUSUI  Kejang atau kaki bengkak.  Keluarnya darah atau cairan berbau dari jalan lahir  Demam  Payudara sakit dan nyeri. Dapat ditolong untuk sementara dengan dikompres air hangat. Kelainan tersebut memerlukan pertolongan tenaga kesehatan dengan segera. Walaupun tidak ada kelainan, seorang ibu menyusui perlu memeriksakan diri ke puskesmas, sedikitnya 4 kali setahun.
XX. PENGATURAN SETELAH KEHAMILAN Setelah menyelesaikan satu kehamilan, bila ingin melengkapi keluarga dengan tambahan anak lagi, ibu sebaiknya hamil lagi bila berada dalam keadaan sehat, anak terdahulu sudah cukup besar (umur 3-5 tahun) dan keadaan keluarga cukup mampu. Dalam merencanakan saat yang tepat untuk hamil lagi, ibu dan ayah dapat ber KB pasca persalinan yaitu pemakaian alat/obat kontasepsi oleh ibu atau suami segera setelah sampai 42 hari setelahnya dengan metode apapun artinya memilih cara KB yang cocok dan diyakini pasangan suami istri. Adapun macam alat/obat kontrasepsi antara lain: kondom, pil suntik, AKDR/spiral, Implan/AKBK, Kontap Wanita dan Kontap Pria Pada masa menyusui/nifas tidak dianjurkan menggunakan KB Pil, karena dapat mengurangi produksi ASI.

No comments:

Post a Comment