I. PERANAN IBU SEBAGAI
PEMELIHARA KESEHATAN KELUARGA Suatu keluarga umumnya terdiri atas
ayah, ibu dan anak. Ketiganya terikat dalam kehidupan bersama yang dilandasi
kasih sayang. Masing-masing anggota keluarga mempunyai peran tertentu. Ayah
berperan sebagai kepala keluarga dan mencari nafkah untuk kehidupan keluarga
itu. Ibu berperan sebagai pendamping ayah dan umumnya menjadi pengatur urusan
rumah tangga atau urusan dalam keluarga itu. Anak berperan sebagai anggota muda
dalam keluarga yang dengan lingkungan kasih kedua orang tuanya, harus
menyiapkan diri menjadi orang yang berguna sebagai penerus dan pewaris
kehidupan bangsa. Salah satu hal penting dalam kehidupan keluarga adalah
kesehatan keluarga. Kesehatan menjamin kesanggupan manusia untuk bekerja.
Karena itu kesehatan harus dipelihara sebaik baiknya. Pengaturan kehidupan
rumah tangga, khususnya yang menyangkut kebersihan tempat tinggal, makanan
keluarga serta ketertiban dan ketentraman hidup sangat mempengaruhi kesehatan
keluarga. Dengan demikian, ibu sebagai pengatur urusan rumah tangga memmpunyai
peranan yang penting sebagai pemeliharaan kesehatan keluarga itu. Sebagai
pemelihara kesehatan keluarga melalui pengaturan urusan rumah tangga seorang ibu
harus lebih dulu memelihara kesehatan dirinya supaya sanggup bekerja mengatur
kebersihan, makanan dan keteraturan hidup keluarga tersebut. Ibu harus mampu
membagi waktu sedemikian rupa sehingga pekerjaan rumah tngga yang diaturnya
tidak terlampau melelahkan dirinya dan mengancam kesehatannya. Andai kata ibu
sakit, rumah tangga menjadi tidak terurus dan penyediaan makanan terganggu,
sehingga setiap anggota keluarga wajib membantu memelihara kesehatan bersama
dan membantu menjaga kesehatan diri dan kesehatan seluruh keluarga. Salah jenis
bantuan yang dapat dilakukan adalah membantu ibu memelihara kebersihan rumah
tangga menyiapkan makanan dan memelihara suasana kasih sayang dalam
keluarga.
II. PENTINGNYA KESEHATAN IBU Kesehatan
Ibu biasanya harus lebih diperhatikan pada waktu ia hamil, melahirkan dan
menyusui. Pada masa hamil dalam diri Ibu hidup sedikitnya 2 jiwa, yaitu ibu dan
anak yang dikandungnya. Kalau anak yang di dikandungya kembar, sudah terdapat
lebih dari 2 jiwa yang perlu mendapat perhatian kesehatan khusus. Ibu yang
sehat akan melahirkan anak sehat dan menjadi pangkal bagi kebahagiaan keluarga.
Adapun cara menjaga kesehatan ibu hamil antara lain: istirahat yang cukup,
mandi pagi dan sore, menghindari rokok, alkohol dan narkoba. Jadi penting
sekali pemeliharaan kesehatan ibu semasa hamil, melahirkan dan menyusui
tersebut. Untuk ini, perlu dipahami tanda kehamilan dan gangguan kesehatan yang
biasanya mengancam masa kehamilan, persalinan dan nifas.
III. KAPAN SEBAIKNYA IBU
HAMIL Kehamilan yang baik antara usia 20 – 35 tahun, karena ibu lebih siap
hamil secara jasmani dan kejiwaan dengan jarak kehamilan 3-5 tahun. Tidak
dianjurkan hamil di bawah usia 20 tahun, rahim dan panggul sering kali belum
tumbuh mencapai ukuran dewasa. Akibatnya ibu mungkin mengalami persalinan
lama/macet atau gangguan lainnya karena ketidaksiapan ibu untuk menerima tugas
dan tanggung jawab sebagai orang tua. Hamil di atas 35 tahun, kesehatan ibu
sudah menurun. Akibatnya ibu hamil pada usia itu mempunyai kemungkinan lebih
besar untuk mempunyai anak persalinan lama dan pendarahan yang dapat
menyebabkan kematian ibu.
IV. TANDA KEHAMILAN Seorang
ibu akan hamil selama 9 bulan. Tanda-tanda kehamilan muda, yakni usia kehamilan
sampai 3 bulan adalah tidak haid, payudara membesar, perut mulai membesar,
pusing-pusing dan mual, kadang-kadang muntah. Tanda kehamilan tua, yakni pada
usia kehamilan 6 bulan atau lebih, perut tambah jelas membesar, gerakan janin
yang mulai terasa pada usia kehamilan 4-5 bulan akan semakin bertambah, teraba
bagian janin di perut ibu, dan ketika melahirkan timbul mulas-mulas yang
semakin bertambah dan diikuti dengan keluarnya air ketuban.
V. TANDA BAHAYA SELAMA
KEHAMILAN Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda/gejala yang menunjukan ibu
atau bayi yang dikandungnya dalam keadaan bahaya dan harus segera mendapatkan
pertolongan tenaga kesehatan. Tanda bahaya itu meliputi:
1) ibu tidak mau makan dan
minum dan muntah terus-menerus,
2) berat badan ibu hamil
tidak naik,
3) bengkak pada tangan/kaki,
pusing dan dapat diikuti kejang,
4) perdarahan/keluar darah
dari jalan lahir,
5) gerakan janin berkurang
atau tidak ada pada usia kehamilan tua,
6) demam tinggi,
7) kelainan letak janin di
dalam rahim,
8) ketuban pecah sebelum
waktunya,
9) penyakit ibu yang
berpengaruh terhadap kehamilan.
Kurang darah membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Untuk mencegah kurang darah, ibu hamil perlu memakan banyak sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan, serta meminum satu tablet penambah darah setiap hari, minimal selama 90 hari. Sakit kepala hebat serta bengkaknya tungkai bawah seringkali merupakan gejala keracunan kehamilan, yang pada tingkat lanjut disertai kejang-kejang yang dapat membahayakan jiwa ibu dan kandungannya
Kurang darah membahayakan ibu dan janin dalam kandungan. Untuk mencegah kurang darah, ibu hamil perlu memakan banyak sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan, serta meminum satu tablet penambah darah setiap hari, minimal selama 90 hari. Sakit kepala hebat serta bengkaknya tungkai bawah seringkali merupakan gejala keracunan kehamilan, yang pada tingkat lanjut disertai kejang-kejang yang dapat membahayakan jiwa ibu dan kandungannya
VI. MAKANAN IBU HAMIL Selama
hamil, seorang ibu sehari-hari harus makan 1-2 piring lebih banyak makanan
bergizi karena ia makan paling sedikit untuk 2 orang, yaitu diri ibu sendiri
dan diri anak dalam kandungannya. Ibu perlu merawat payudara setiap hari,
mengatur kegiatan sehari-hari dengan cukup istirahat, menghindari bekerja keras
atau kelelahan dan memeriksakan kehamilan secara teratur sejak kehamilan muda.
Makanan harus mengandung gizi, buah dan sayuran berwarna.
VII. PEMERIKSAAN KEHAMILAN
Pemeriksaan kehamilan dilakukan untuk mengetahui keadaan kehamilan ini,
sehingga kelainan kehamilan yang ditemukan dapat segera diobati. Disamping itu,
setiap kali diperiksa hamil, ibu akan mendapat tablet tambah darah untuk
mencegah kurang darah, memperoleh suntikan imunisasi anti tetanus (TT atau
Tetanus Texoid). Mendapat nasehat tentang kesehatan dan keluarga berencana,
seperti tentang makanan sehat, kebersihan, kelainan kehamilan, kelainan
persalinan dan sebagainya. Selama hamil ibu harus menghindari minum obat
sembarangan, karena dapat berbahaya bagi kandungannya. Kehamilan ibu hendaknya
diperiksa sedikitnya 1 kali waktu usia kehamilan kurang dari 3 bulan, 1 kali
waktu usia kehamilan 3-6 bulan dan 2 kali waktu usia kehamilan 6-9 bulan.
VII. PERAWATAN PAYUDARA Untuk
merawat payudara, setiap hari sebelum mandi, tangan diminyaki lalu dilakukan
pengurutan dari pangkal payudara ke arah puting susu, kemudian puting susu
ditarik-tarik keluar dan diputar-putar, dan diakhiri dengan gerakan memijat air
susu keluar. Dengan perawatan ini, setelah melahirkan, air susu ibu akan banyak
keluar, putingnya mudah dihisap dan tidak lecet, ibu dapat menyusui dengan
aman.
VIII. PROGRAM PERENCANAAN
PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K) DENGAN STIKER. Merupakan suatu
kegiatan yang difasilitasi oleh Bidan di desa dalam rangka peran aktif suami,
keluarga dan masyarakat dalam merencanakan persalinan yang aman dan persiapan
menghadapi komplikasi bagi ibu hamil, termasuk perencanaan KB pasca persalinan,
dengan menggunakan stiker sebagai media notifikasi sasaran untuk meningkatkan
cakupan dan mutu pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi baru lahir. Program
pemasangan stiker menjadi media utama dalam P4K, melalui stiker, pendataan dan
pemantauan ibu hamil dapat dilakukan secara intensif oleh bidan bersama dengan
suami, keluarga, kader masyarakat, forum peduli KIA serta pendeteksian dini
kejadian komplikasi sehingga ibu hamil dapat menjalani kehamilan dan persalinan
dengan aman dan selamat serta bayi yang dilahirkan sehat. Beberapa hal yang
diperoleh dari P4K dengan stiker: Mengetahui perkiraan tanggal persalinan sesuai
dengan stiker yang ditempelkan di rumah ibu hamil Diskusi suami istri menentukan tempat dan
penolong persalinan Merencanakan biaya
persalinan (Tabungan bersalin/Tabulin, Dana sosial ibu bersalin/Dasolin) Menyiapkan kendaraan/transportasi Menyiapkan calon donor darah Menyiapkan peralatan persalinan Pramuka dapat
mengajak/memberi penyuluhan kepada ibu hamil untuk datang ke Pelayanan
kesehatan terdekat seperti: Polindes, Poskesdes, Posyandu, Puskesmas atau Rumah
Sakit.
IX. IBU HAMIL YANG MEMERLUKAN
PERHATIAN KHUSUS (FAKTOR RESIKO) Diantara ibu yang hamil, ada ibu tertentu yang
karena keadaanya harus bersalin di puskesmas atau rumah sakit. Mereka adalah
ibu hamil dengan: Tinggi badan kurang
dari 145 cm. Menderita penyakit menahun
seperti Tuberkulosis paru, penyakit jantung Memiliki riwayat kehamilan/persalinan yang
jelek Memiliki anak lebih dari 4 orang Sering mengalami gangguan kesehatan selama
hamil Kepada mereka ini dianjurkan memeriksakan kehamilan secara teratur dan
menyiapkan diri untuk persalinan di puskesmas atau di rumah sakit.
X. TENAGA PENOLONG PERSALINAN
Pertolongan persalinan umumnya dapat diminta kepada tenaga kesehatan terampil
sesuai standar yaitu:
1. Dokter
2. Bidan
3. Perawat Kesehatan (bila
tidak ada dokter atau bidan)
XI. TEMPAT PERSALINAN Tempat
persalinan adalah di fasilitas kesehatan antara lain:
1. Rumah bersalin atau rumah
sakit
2. Puskesmas
3. Praktek bidang perorangan
4. Pondok bersalin di desa
(Polindes)/Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
XII. PERSALINAN NORMAL Tanda
dan urutan persalinan normal (tanpa kelainan) adalah sebagai berikut: Mula – mula ke luar lendir berwarna semu merah
dari jalan lahir Mulas – mulas disebut
his yang mengakibatkan pembukaan jalan lahir . His dapat menimbulkan rasa nyeri pada perut
yang menjalar ke pinggang dan berulang secara teratur, makin lama makin kuat
dan lama, sampai akhirnya kepala bayi tampak di dasar panggul. Bayi siap keluar. Pada saat bayi siap keluar, timbul rasa ingin
mengejan seperti ingin buang air besar yang tidak dapat di tahan. Bayi lahir kemudian dilakukan pemotongan dan
perawatan tali pusat.
XIII. CARA MERAWAT TALI PUSAT
ADALAH SEBAGAI BERIKUT: Segera bayi
lahir Penolong persalinan akan memotong dan mengikat ujungnya untuk mencegah
pendarahan dan merawat tali pusat. Selanjutnya ibu dapat mengganti kasa
(pembalut) yang dibubuhi alkohol setiap hari. Jangan dibubuhkan apapun pada
tali pusat kecuali alkohol. Bila tali pusat kotor, berbau dan bayi merasa
kesakitan bila disentuh, cepatlah bawa ke puskesmas.
XIV. BAHAYA PERSALINAN Ada
bahaya persalinan yang harus segera mendapatkan pertolongan dari tenaga
kesehatan atau puskesmas, yaitu: Persalinan lama, yaitu lebih dari 8 jam, tidak
ada kemajuan. Persalinan kering, akibat
air ketuban telah keluar lama (36 jam). Uri tertahan, tidak keluar lebih dari 30 menit
Bayi tidak keluar dalam 12 jam sejak
terasa mulas Pendarahan lewat jalan
lahir Air ketuban keruh dan bau Tali pusat atau tangan bayi keluar dari jalan
lahir Ibu tidak kuat mengejan atau
mengalami kejang Ibu gelisah atau
mengalami kesakitan yang hebat
XV. TANDA BAYI SEHAT Bayi
telah lahir sehat menunjukkan tanda sebagai berikut: Segera menangis kuat saat dilahirkan Banyak bergerak Pernafasan teratur Warna kulit merah muda Berat badanya 2,5 kg atau lebih Hal-hal yang
perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan bayi baru lahir: Beri ASI, jangan beri makan lain Menjaga kehangatan bayi Cegah infeksi tali pusat pada bayi baru lahir Periksa kesehatan bayi baru lahir ke bidan
sedikitnya 2 kali Adapun tanda-tanda bayi sakit berat antara lain: Tidak mau menyusu Kejang Kaki dan tangan teraba dingin atau demam Badan bayi kuning Tali pusat basah dan bau Gerakan kedua lengan dan kaki lemah
XVI. PERAWATAN IBU SEHABIS
PERSALINAN Sehabis bersalin selesai di tolong, ibu beristirahat sebentar, bayi
ditidurkan di samping ibunya. Beberapa waktu kemudian, ibu sudah boleh bergerak
dan menyusui bayinya sejak ½ jam semenjak lahir. Selanjutnya ibu harus makan 1
– 2 piring setelah lebih banyak dari pada biasa dan jangan pantang makan. Susu
kuning yang keluar pertama kali sehabis melahirkan mengandung banyak zat
kekebalan. Susu kuning ini langsung diberikan pada bayi karena sangat baik
untuk kesehatan. Hal-hal yang perlu dilakukan ibu nifas antara lain: Segera dekap dan biarkan bayi menyusu dalam 1
jam pertama (IMD/Inisiasi Menyusu Dini) Menyusui bayi sesering mungkin dan setiap kali
bayi menginginkan Tanyakan ke
bidan/dokter cara meneteki secara eksklusif dan merawat bayi baru lahir
Beberapa cara menjaga kesehatan ibu nifas antara lain: Makan makanan bergizi Istirahat yang cukup Minum 1 tablet tambah darah setiap hari Minum 2 kapsul Vitamin A dosis tinggi, pertama
setelah melahirkan, kedua 24 jam setelah minum yang pertama Adapun tanda-tanda
bahaya dan penyakit ibu nifas antara lain: Pendarahan lewat jalan lahir Demam lebih dari 2 hari Payudara bengkak kemerahan disertai rasa sakit
Bengkak di muka, tangan atau kaki,
mungkin dengan sakit kepala dan kejangkejang.
XVII. MANFAAT MENYUSUI Adapun
manfaat menyusui antara lain: Mempercepat pengecilan kandungan, sehinnga ibu
cepat pulih. Banyak kesempatan untuk
mencurahkan kasih sayang kepada anak. Dapat mencegah timbulnya kanker payudara. Ekonomis, tidak usah beli susu. Praktis, tidak sulit menyiapkannya. Bersih. Dapat mencegah kehamilan.
XVIII. CARA MENYUSUI Cara
menyusui yang sebaiknya adalah sebagai berikut : Ibu menyusui makan untuk dirinya dan
menghabiskan ASI. Ibu perlu banyak minum
agar ASI- nya cukup. Ibu perlu banyak
makan sayuran hijau tua, misalnya daun katuk, daun mengkudu untuk memperlancar
ASI.
XIX. KELAINAN MASA NIFAS/MASA
MENYUSUI Kejang atau kaki bengkak. Keluarnya darah atau cairan berbau dari jalan
lahir Demam Payudara sakit dan nyeri. Dapat ditolong untuk
sementara dengan dikompres air hangat. Kelainan tersebut memerlukan pertolongan
tenaga kesehatan dengan segera. Walaupun tidak ada kelainan, seorang ibu
menyusui perlu memeriksakan diri ke puskesmas, sedikitnya 4 kali setahun.
XX. PENGATURAN SETELAH
KEHAMILAN Setelah menyelesaikan satu kehamilan, bila ingin melengkapi keluarga
dengan tambahan anak lagi, ibu sebaiknya hamil lagi bila berada dalam keadaan
sehat, anak terdahulu sudah cukup besar (umur 3-5 tahun) dan keadaan keluarga
cukup mampu. Dalam merencanakan saat yang tepat untuk hamil lagi, ibu dan ayah
dapat ber KB pasca persalinan yaitu pemakaian alat/obat kontasepsi oleh ibu
atau suami segera setelah sampai 42 hari setelahnya dengan metode apapun
artinya memilih cara KB yang cocok dan diyakini pasangan suami istri. Adapun
macam alat/obat kontrasepsi antara lain: kondom, pil suntik, AKDR/spiral,
Implan/AKBK, Kontap Wanita dan Kontap Pria Pada masa menyusui/nifas tidak
dianjurkan menggunakan KB Pil, karena dapat mengurangi produksi ASI.
No comments:
Post a Comment